Pada presentasinya, Professor Murray memaparkan mengenai model RASCH, salah satu metode statistika yang sangat berguna untuk peramalan pada data kategorik. Tujuan dari penelitiannya adalah untuk melihat bagaimana trend pengelompokan pada sejumlah objek berdasarkan beberapa pengukuran tertentu. Clustering, biasanya metode ini yang sudah umum dikenal untuk tujuan seperti ini. Akan tetapi pada clustering yang standar, pengelompokan dilakukan berdasarkan kemiripan, diukur dari jarak antar objek. Karena menggunakan jarak, tentulah data berskala numerik menjadi keniscayaan. Akan tetapi, bagaimana jika yang kita miliki hanyalah data berupa, misal, hadir atau tidak pada suatu pertemuan? Bagaimana melakukan peramalan, dengan hanya berdasarkan informasi ini? Itulah yang dipaparkan pada presentasi Professor Murray, dengan pendekatan Bayesian tentunya. Informasi mengenai berbagai pertemuan yang diadakan oleh Noordin dan jaringannya direpresentasikan dalam matriks data seperti berikut:
Akan tetapi, bagaimana jika yang kita miliki hanyalah data berupa, misal, hadir atau tidak pada suatu pertemuan? Bagaimana melakukan peramalan, dengan hanya berdasarkan informasi ini? Itulah yang dipaparkan pada presentasi Professor Murray, dengan pendekatan Bayesian tentunya. Informasi mengenai berbagai pertemuan yang diadakan oleh Noordin dan jaringannya direpresentasikan dalam matriks data seperti berikut:
Sumber: https://botb2015.files.wordpress.com/2015/12/invited-presentation-3-murray-aitkin.pdf
Dengan serangkaian prosedur pengolahan data dan validasi, maka diperoleh hasil seperti berikut:


Sumber: https://botb2015.files.wordpress.com/2015/12/invited-presentation-3-murray-aitkin.pdf
Kesimpulannya? Berdasarkan 45 pertemuan dari 74 orang yang diduga termasuk dalam jaringan Noordin, model menyarankan untuk membagi mereka atas 3 kelompok: pimpinan (perencana aksi), yang kehadirannya paling intensif dalam setiap pertemuan, trainers (yang berhubungan langsung dengan pimpinan dan mendoktrin anggota di level bawah), dan footsoldiers (level terbawah dalam jaringan ini, tidak berhubungan langsung dengan pimpinan, dilatih oleh para trainers). Dari 74 anggota jaringan ini, per tahun 2006, 45 orang diantaranya dinyatakan meninggal dalam aksi bom bunuh diri ataupun berada dalam penjara.
Sementara kita masih sibuk dengan berbagai "nyiyirisasi" yang tidak penting semata karena ketidaksukaan atas kelompok yang dirasa berseberangan, percayalah, orang- orang di luar sana sudah bergerak jauh. Tak lama lagi, tanpa kita sadari, ternyata setiap gerak gerik kita dengan mudahnya dapat dibaca, dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Ini bukan politik! Ini masalah data, dan bagaimana kita memanfaatkan data tersebut!
No comments:
Post a Comment
Relevant & Respectful Comments Only.